Our's Cerpen "Nggak Mungkin Temenan?"
Adis lagi dekat sama cowok. Setelah pacar terakhirnnya menghilang begitu saja ditelan bumi, akhirnya hatinya terbuka lagi untuk seorang cowok.
“Sebenernya bukan terbuka lagi. Tapi, baru ada tang naksir gue lagi…” kata Adis jujur. Miss Gaul melotot mendengarnya.
“Haah… jadi lo nggak punya pacar karena selama ini nggak ada cowok yang naksir elo? Huahahahahahahahahahaha…” Inet langsung ketawa ngakak dengan tidak berperasaan.
“Ya nggak gitu juga lah. Tapi gue kan jug aperlu merasa naksir cowok itu sebelum bisa bilang mau jadi pacarnya…” jawab Adis.
“Lo kebanyakan pilih-pilih sih…” kata Inet sok tau. Padahal dia sendiri juga nggak kunjung puny a pacar. Adis mencibir.
“Nah. Lo sendiri kenapa nggak punya pacar?”
“Oh, itu sih masalah pilihan. Gue emang belum mau punya pacar sekarang2 ini. Takut ribet…” jawab Inet taktis. Adis mencibir lagi mendengar pengakuan Inet yang menurutnya BOHONG BANGET. Menurut Adis, hari gini, apalagi bulan Februari kemaren, bohong aja kalo ada yang berani bilang nggak butuh pacar.
“Pacar itu kan elemen penting dalam perkembangan jiwa kita,” kata Adis.
“Ya udah…” Miss Gaul mencoba melerai. “Mending sekarang kamu kasi tau kita, siapa cowok baru yang udah nyasar di hati lo itu…” Adis langsung senyum-senyum.
“Belum jadian juga sih. Tapi kita emang lagi deket. Dekeeeeett…. Banget….”
“Sedeket apa?”
“Anak mana?”
“Namanya siapa?”
“Cakep nggak?”
“Hush!!” Adis langsung memutuspertanyaan teman2nya yang teramat banyak.
“Adduh.. sekarang gue nggak bisa ngomong banyak dulu. Nanti, kalo udah pasti, baru deh… sekarang kan gue masih dalam masa berteman, walaupun berteman yang dekeeeett…. Banget.”
“Hah.. baru temenan aja udah berbunga2 kayak gitu. Ntar kalo nggak jadi pusing sendiri lo!” Adis cemberut. Miss Gaul langsung menghibur.
“Tenang aja, cowok emang harus diajakin berteman dulu. Kalo lo bisa jadi temannya yang asyik, dan yang lebih penting lagi dia bisa jadi temen lo yang asyik, kesananya pasti bakal lebih mudah.” Adis langsung tersenyum gembira.
“Thanks ya. Bener banget apa kata lo. Yuk ah, gue mau ke took buku nih bareng dia…” Adis langsung melenggang pergi dengan lega.
“Ah… teori , lo!” kata Inet begitu Adis berlalau dari hadapan mereka.
“Kata lo cowok sama cewek nggak mungkin temenan!” Miss Gaul menjentikkan jarinya,
“Emang iya.”
“Lho, tadi lo kok malah nyaranin Adis untuk temenan dulu sama cowok itu?” Tanya Inet lagi. Miss Gaul tersenyum makin lebar.
“Justru itu! Justru karena cowok-cowok itu nggak bisa dijadikan teman, kita harus berteman dulu sama mereka. Biar langsung ditembak!”
“Hah… teori dari mana tuh?” Miss Gaul mengibaskan tangannya,
“Itu teori umum,” katanya sok osik. “Dan gue sendiri udah membuktikannya!” “Cowok sama cewek itu mustahil temenan, apalagi sahabatan kelewat akrab. Salah satu dari mereka pasti bakal jatuh hati. Nah, kalo dia yang jatuh hati. Bukan karena terpaksa atau karena gengsi nggak punya pacar. Gimana sih?” Miss Gaul mebelalakkan matanya.
“Kalau dianya nggak jatuh hati juga, setelah kita setengah mati padanya?” Miss Gaul berpikir2 sejenak. Lalu berkata.
“Artinya lo sial. Atau cowok itu yang nggak worth it. Kita harus cari cowok yang bisa menghargai perasaan kita dong!” lanjut Miss Gaul lagi dengan yakin. Inet mengangguk2. Setuju juga dalam hati.
“Sebenernya bukan terbuka lagi. Tapi, baru ada tang naksir gue lagi…” kata Adis jujur. Miss Gaul melotot mendengarnya.
“Haah… jadi lo nggak punya pacar karena selama ini nggak ada cowok yang naksir elo? Huahahahahahahahahahaha…” Inet langsung ketawa ngakak dengan tidak berperasaan.
“Ya nggak gitu juga lah. Tapi gue kan jug aperlu merasa naksir cowok itu sebelum bisa bilang mau jadi pacarnya…” jawab Adis.
“Lo kebanyakan pilih-pilih sih…” kata Inet sok tau. Padahal dia sendiri juga nggak kunjung puny a pacar. Adis mencibir.
“Nah. Lo sendiri kenapa nggak punya pacar?”
“Oh, itu sih masalah pilihan. Gue emang belum mau punya pacar sekarang2 ini. Takut ribet…” jawab Inet taktis. Adis mencibir lagi mendengar pengakuan Inet yang menurutnya BOHONG BANGET. Menurut Adis, hari gini, apalagi bulan Februari kemaren, bohong aja kalo ada yang berani bilang nggak butuh pacar.
“Pacar itu kan elemen penting dalam perkembangan jiwa kita,” kata Adis.
“Ya udah…” Miss Gaul mencoba melerai. “Mending sekarang kamu kasi tau kita, siapa cowok baru yang udah nyasar di hati lo itu…” Adis langsung senyum-senyum.
“Belum jadian juga sih. Tapi kita emang lagi deket. Dekeeeeett…. Banget….”
“Sedeket apa?”
“Anak mana?”
“Namanya siapa?”
“Cakep nggak?”
“Hush!!” Adis langsung memutuspertanyaan teman2nya yang teramat banyak.
“Adduh.. sekarang gue nggak bisa ngomong banyak dulu. Nanti, kalo udah pasti, baru deh… sekarang kan gue masih dalam masa berteman, walaupun berteman yang dekeeeett…. Banget.”
“Hah.. baru temenan aja udah berbunga2 kayak gitu. Ntar kalo nggak jadi pusing sendiri lo!” Adis cemberut. Miss Gaul langsung menghibur.
“Tenang aja, cowok emang harus diajakin berteman dulu. Kalo lo bisa jadi temannya yang asyik, dan yang lebih penting lagi dia bisa jadi temen lo yang asyik, kesananya pasti bakal lebih mudah.” Adis langsung tersenyum gembira.
“Thanks ya. Bener banget apa kata lo. Yuk ah, gue mau ke took buku nih bareng dia…” Adis langsung melenggang pergi dengan lega.
“Ah… teori , lo!” kata Inet begitu Adis berlalau dari hadapan mereka.
“Kata lo cowok sama cewek nggak mungkin temenan!” Miss Gaul menjentikkan jarinya,
“Emang iya.”
“Lho, tadi lo kok malah nyaranin Adis untuk temenan dulu sama cowok itu?” Tanya Inet lagi. Miss Gaul tersenyum makin lebar.
“Justru itu! Justru karena cowok-cowok itu nggak bisa dijadikan teman, kita harus berteman dulu sama mereka. Biar langsung ditembak!”
“Hah… teori dari mana tuh?” Miss Gaul mengibaskan tangannya,
“Itu teori umum,” katanya sok osik. “Dan gue sendiri udah membuktikannya!” “Cowok sama cewek itu mustahil temenan, apalagi sahabatan kelewat akrab. Salah satu dari mereka pasti bakal jatuh hati. Nah, kalo dia yang jatuh hati. Bukan karena terpaksa atau karena gengsi nggak punya pacar. Gimana sih?” Miss Gaul mebelalakkan matanya.
“Kalau dianya nggak jatuh hati juga, setelah kita setengah mati padanya?” Miss Gaul berpikir2 sejenak. Lalu berkata.
“Artinya lo sial. Atau cowok itu yang nggak worth it. Kita harus cari cowok yang bisa menghargai perasaan kita dong!” lanjut Miss Gaul lagi dengan yakin. Inet mengangguk2. Setuju juga dalam hati.
0 comments:
Post a Comment